Senin, 09 Juli 2012

kjkdjkks
PROTISTA
Kingdom Protista terdiri dari makhluk hidup bersel satu. Protosta ada yang hidup terpisah, berkoloni, atau merupakan organism multiseluler sederhana. Protista memiliki selaput inti sehingga disebuteukariota, yaitu inti selnya terlindung oleh selaput inti. Kebanyakan bersifat heterotrof. Organisme ini berkembang biak dengan cara kawin dan tak kawin. Secara kawin dengan konjugasi sedangkan secara tak kawin dengan membelah diri. Protista yang menyerupai hewan adalah dari golongan Protozoa, meliputi Rizhopoda (contoh: Amoeba), Cilliata (contoh: Paramaecium), Flagellata (contoh: Euglena), dan Sporozoa (contoh: Plasmodium, penyebab malaria) Protista menyerupai jamur adalah dari golongan jamur lender (Myxomycota), jamur ini bersifat fagosit, yaitu menelan bakteri, hama, spora dan komponen organik lain, serta dapat bergerak seperti Amoeba.
Struktur tubuh Protista ada juga yang menyerupai tumbuhan adalah ganggang. Ganggang bersel satu soliter, contohnya Chlorella (masa kini dapat diolah menjadi makanan berprotein tinggi), dan ganggang bersel satu koloni contohnya Volvox. Ganggang bersel banyak ada yang berbentukbenang misalnya Spirogyra, ganggang ini mampu berkonjugasi dan memiliki pita klorofil. Ganggang bersel banyak yang mempunyai bagian seperti akar, batang, daun. Contohnya Euceuma spinosum berwarna agak kemerahan dan mempunyai klorofil. Tumbuhan ini dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan berup
d
Unsur-unsur yang Diperlukan
Tanaman
Tubuh tanaman itu sebagian besar terdiri atas tiga unsure, yaitu C 43,6%, O 44,4% dan H 6,2%. Unsur-unsur ini diambilnya dari udara berupa CO2 dan O2 serta dari tanah berupa H2O. Untuk mengetahui macam-macam unsur yang diperlukan oleh tanaman, orang dapat menempuh dua jalan yaitu dengan analisa abu atau dengan pemiaraan di air atau di pasir.
1.      Analisa abu
Jika kita keringkan suatu tanaman dengan memanasinya beberapa lama dengan temperatur 100ºC, maka akan kita proleh bahan kering yang terdiri atas zat-zat organik. Air yang pada umumnya merupakan 70% atau lebih dari berat tanaman hidup, telah menguap semua.
Jika bahan kering ini sudah diketahui mempunyai berat yang konstan maka akan dimasukan didalam tungku yang bertemperatur 600ºC selama beberapa jam, maka bolehlah dikatakan, bahwa semua zat organik telah habis terbakar. Sisanya berupa abu yang keputihan, dan abu ini terdiri dari zat-zat anorganik yang merupakan kira-kira 1% dari berat kering tanaman.
Penyelidikan abu ini menunjukan unsur-unsur apakah yang pada umumnya selalu terdapat di dalam tubuh tanaman. Nitrogen tidak terkandung lagi di dalam abu, karena biasanya telah terlepas pembakaran dengan temperature yang sangat tinggi.


2.      Penanaman di air atau di pasir
Pada proses ini banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya yaitu seperti:
1.      Saussure (1804) dan Liebig (1840), menyatakan bahwa tanaman itu mengambil unsur-unsur dari tanah melalui akar. Liebig menemukan bahwa unsur-unsur tanaman ada pengaruh timbal-baliknya. Ini dikenal dengan Hukum Minimum Liebig.
2.      Sachs (1860) dan Knop (1865), menemukan metode baru yaitu penanaman di air atau di pasir yang diberi larutan garam-garaman tertentu.
3.      Tottingham dan Shive (1914), menemukan cara baru untuk membuat ramuan substrat. Kedua sarjana ini menggunakan larutan 3 macam garam yang pokok, yaitu Ca(NO3)2, KH2PO4 dan MgSO4. Ketiga larutan ini dicampur sehingga nilai osmotiknya konstan.
4.      Hammer (1940), menggunakan 3 macam larutan pokok yaitu:
a.      Nitrat dari Ca, Mg, K, jadi Ca(NO3)2, Mg(NO3)2, KNO3.
b.      Sulfat dari Ca, Mg, K, jadi CaSO4, MgSO4, K2SO4.
c.       Pospat dari Ca, Mg, K, jadi Ca3(PO4)2, Mg3(PO4)2, K3PO4.
5.      Hoagland (1948), memberikan ramuan lain yang mengandung makro-elemen. Dan larutan tersebut ditambahkan dengan mikro-elemen yang sejumlah 1 cc per liter larutan mengandung 0,6 gram H3BO3, 0,4 gram MnCl2 dan 4H2O, 0,05 gram ZnSO4, 0,05 gram CuSO4 dan 5H2O, 0,02 gram H2MO4 dan 4H2O.


3.      Guna elemen-elemen; tanda-tanda jika tanaman ada kekurangan elemen-elemen pokok.
Suatu tanaman yang kekurangan salah stu elemen-pokok yang sangat diperlukan biasanya memperlihatkan tanda-tanda yang segera dapat kita lihat dengan mudah. Salah satu gejala menyolok apabila tanaman kekurangan suatu elemen ialah pertumbuhan yang terganggu. Misalnya kekurangan:
1.      Nitrogen mengakibatkan daun tidak tampak hijau segar melainkan agak kekuning-kuningan. Jika kekurangannya sangat banyak menyebabkan daun-daun tersebut menjadi gugur.
2.      Pospor kekurangan pospor menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, daun menjadi hijau tua. Pada lembaran dan tangkai daun tampak bagian-bagian yang mati dan akhirnya daun rontok.
3.      Kalium jika kekurangan kalium maka protein yang terdapat dalam tanaman sedikit, sedang asam-amino agak tinggi. Kurang kalium berakibat terhambatnya proses fotosintesis.
4.      Kalsium (Ca) kekurangan Ca menyebabkan desintegrasi pada ujung-ujung batang mupun ujung-ujung akar. Daun-daun yang paling muda menjadi abnormal bentuknya.
5.      Magnesium (Mg) merupakan faktor untuk pembentukan klorofil. Kekurangan Mg mengakibatkan klorosis yang dimulai dari batang bagian bawah, kerap kali diikuti matinya bagian-bagian atau daun seluruhnya.
6.      Belirang (S) kekurangan belirang menyebabkan daun-daun yang muda menjadi kuning, sedang daun yang tua berubah pucat.
7.      Besi (Fe) kekurangan besi menimbulkan klorosis. Lembaran daun menjadi kuning atau pucat, sedang urat-urat daun tetap berwarna hijau.
8.      Borium (B) gejala kekurangan borium ialah lekas matinya bagian-bagian yang mengalami pertumbuhan seperti penyakit pucuk pada tembakau.
9.      Mangan (Mn) kekurangan Mn menyebabkan klorosis dan ada pula beberapa penyakit defisiensi. Tanah yang agak basa kurang mengandung Mn.
10.  Tembaga (Cu) akibat kekurangan unsur ini ialah mengisut dan merananya ujung daun yang akhirnya berkesudahan dengan gugurnya seluruh daun.
11.  Seng (Zn) kekurangan Zn mengakibatkan salah tumbuh (kerdil) pada ujung akar dan akhirnya menghambat pertumbuhan seluruhnya.
12.  Molybdenum (Mo) kekurangan Mo ini mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman.terlalu banyak Mo merupakan racun.
13.  Aluminium (Al) unsure ini sebenarnya tidak termasuk unsure yang asensial, akan tetapi diperlukan juga oleh tanaman.
14.  Silisium (Si) unsure ini diperlukan sekali oleh ganggang Diatomeae, suku Gramineae dan beberapa suku lainnya, akan tetapi untuk banyak suku yang unsur inio tidak asensial.


4.      Persediaan elemen dan pertumbuhan
Suatu tanaman akan tumbuh dengan suburnya, apabila segala elemen yang dibutuhkan tersedia dengan cukup. Suatu eksperimen memberikan kesimpulan, bahwa di dalam tanah yang mengandung segala elemen kecuali kalium serba cukup maka penambahan unsur kalium sedikit demi sedikit menghasilkan panenan yang meningkat sebanding dengan tambahnya elemen tersebut. Jadi maksimum panenan dapat dicapai dengan tak usah memberikan suatu elemen yang tertentu secara berlebihan, sebab ini berarti membuang-buang saja.

kelainan pada hati

Gangguan Pada Hati
    Penyakit hati bisa disebabkan oleh infeksi virus, tidak bekerjanya hati dan empedu. Berikut kelainan dan penyakit pada hati.
1)      Hepatitis
Hepatitis merupakan radang atau pembengkakan hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh virus ,alcohol, narkoba,obat-obatan,dan racun. Gejala hepatitis yang paling umum adalah hilangnya nafsu makan, kelelaha, demam, pegal-pegal, mual, muntah, dan nyeri Hepatitis A, merupakan penyakit yang ditularkan melalui makanan yang tercemar dan air, baik secara langsung maupun tidak langsung.
a)      Hepatitis B, ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya dengan berbagai cara, seperti trasfusi darah, penggunaan narkoba suntik, dan perpindahan dari ibi ke bayi.
b)      Hepatitis C,disebarkan melalui darah, jarum suntik, dan peralatan lainnya, juga dari
2)      Kanker Hati
Hti terdiri atas beberapa jenis sel sehingga beberapa jenis tumordapat terbentuk pada organ ini. Beberapa tipe tumor yang tidak berbahaya, diantaranya hemangioma, hepatic focal nodular hyperplasia. Selain itu juga terdapat tife tumor yang berbahaya, seperti hepatocellular carcinoma.
3)      Penyakit Kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jar, sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jari pun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah  berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.
4)      Penyakit Hati yang Disebabkan Alkohol
Peminum minuman berhakohol dapat mengalami gangguan pada hati yang meliputi peradangan akut dan kronis. Penyakit hati akibat alcohol di mulai dari peradangan hati (hepatitis) dan dilanjutkan dengan hati yang berlemak dan sisrosis.
5)      Sirosis
Sirosis merupakan puncak dari penyakit hati yang kronis sehingga menyebabkan guratan pada hati dn menjadi tidak berfungsi.Keadaan itu dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi termasuk adanya akumulasi cairan dalam perut (asites), ketidaknormalan yang disertai pendarahan, dan meningkatkan tekanan pembuluh darah pada hati.

Proses Pembekuan Darah




Hemostasis merupakan peristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.
Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis memiliki 3 fase yang sama:
1.      Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka. Trombosit akan mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi terbentuk sumbat hemostatik ataupun trombos.
2.      Pembentukan jarring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk sumbat hemostatik atau trombos yang lebih stabil.
3.      Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmi.

Ada beberapa tipe trombos pada proses pembekuan darah:
1.      Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung eritrosit (pada tempat luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya didaerah dengan aliran yang cepat[arteri]).
2.      Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah dengan perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau bentuk trombos ini dapat terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang abnormal bersama dengan sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya.
3.       Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan.
 Bila terjadi luka trombosit akan pecah mengeluarkan trombokinase atau tromboplastin. Trombokinase akan mengubah protrombin menjadi thrombin. Thrombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang terbentuk benang-benang yang menjerat sel darah merah dan membentuk gumpalan sehingga darah membeku.
Protrombin adalah senyawa globulin yang larut dan dihasilkan dihati dengan bantuan vitamin K (perubahan protrombin yang belum aktif  menjadi thrombin yang aktif dipercepat oleh ion kalsium (Ca). fibrinogen adalah protein yang larut dalam plasma darah.


Lipida


Komposisi lipida pada membrane plasma mudah diketahui karena lipida lebih mudah di ekstrak dengan berbagai pelarut organic, seperti kloroform, eter, atau benzena. Dengan menggunakan kromatrografi dapat diketahui komposisi lipida membran plasma. Lipida yang sering dijumpai adalah: fosfolipida, sfingolipida, glikolipida, dan sterol. Sedangkan kolesterol kolesterol merupakan lipida terbanyak yang ada dalam membrane plasma. Fosfolipida sebagai fosfatidil etimolamin, fosfatidil serin, fosfatidil inositol, fosfatidil cholin (lecithin). Lipida polar seperti fosfatidil kolin dalam cairan yang mengandung air 1-40% berat, berbentuk lamella dan homogen selama suhu tetap yaitu di atas suhu transisi. Molekul-molekul lemak tersebut di atas mempunyai 2 bagian yaitu bagian kutub yang bersifat hidrofilik dan bagian ekor yang bersifat hidrofobik. Berikut lipida yang umum terdapat pada berbagai membrane plasma:
1.      Sel hati
-          Lipida : kolesterol, fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil serin  sfingomielin.
-          Protein-lipida (perb.berat): 1,0 – 1,4
2.      Sel epitel usus
-          Lipida: Kolesterol, fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil serin sfingomielin
-          Protein-lipida (perb.berat): 4,6
3.      Eritrosit
-          Lipida: fosfatidil inositol, kolesterol, fosfatidil etanolamin, fosfatidil serin, sfingomielin, fosfatidil kolin.
-          Protein-lipida (perb.berat): 1,6 – 1,8
4.      Mielin
-          Lipida: Kolesterol, serebrosida, fosfatidil etanolamin, fosfatidil kolin.
-          Protein-lipida (perb.berat): 0,25
5.      Bakteri gram positif
-          Lipida: Difosfatidil giserol, fosfatidil gliserol, fosfatidil etanolamin.
-          Protein-lipida (perb.berat): 2,0 -4,0
1). Gerakan Lipida Membran
  Lipida lebih mudah bergerak dalam membrane daripada protein. Gerakannya lateral dan transversal akan tetapi gerakan lateral lebih besar daripada gerakan transversal. Sebuah molekul lipida dapat bergerak ke arah lateral dalam waktu 1-2 detik. Molekul lipida yang mempunyai kontak langsung dengan protein membran, sukar bergerak. Lipida tersebut dinamakan lipida perbatasan. Gerakan lipida dan protein merupakan bukti ketidakstabilan membrane. Hal ini disebabkan adanya lipida yangbersifat jenuh dan tak jenuh.
Jenis molekul lipida tidak tersebar sama rata di dalam belahan lapisan membran plasma. Penyebaran lipida pada membrane eritrositterlihat sebagai berikut.

Lipida pada lapisan dalam (%)
Lipida pada lapisan luar (%)
Total
50
50
Sfingomielin
6
20
Fosfatidil kolin
9
23
Fosfatidil etanolamin
25
6
Fosfatidil serin
10
0
Fosfatidil inositol
0
0