Jumat, 29 Juni 2012

GOLONGAN DARAH
Landsteiner menggolongkan darah manusia dalam tiga golongan A, B,O dan satu lagi golongan resipien yaitu golongan darah AB. Keempat golongan darah tersebut ditentukan oleh ada tidaknya aglutinogen A atau aglutinogen B di dalam eritrositnya. Aglutinogen A akan menggumpal jika bertemu dengan plasma anti A. Plasma anti A ini disebut aglutinin alfa. Maka di dalam darah seseorang dari golongan darah A, eritrositnya mengandung aglutinogen A, tetapi tidak mengandung aglutinin alfa, melainkan mengandung aglutinin beta. Maka sering ditulis rumus golongan darah A sebagai A.b.
Dalam menentukan golongan darah digunakan reagen dimana dalam tabel berikut ditampilkan reaksi yang terjadi (menggumpal atau tidak).

Anti A
Anti B
Anti AB
Golongan darah
+
_
+
A
_
+
+
B
+
+
+
AB
_
_
_
O

Ket:
          +  : menggumpal
          -   : tidak menggumpal

Lokalisasi:
Tempat yang dipilih untuk pengambilan dara kapiler ini ialah sebagai berikut:
Untuk orang dewasa:
1. Ujung jari tangan.
2. Cuping telinga.
Untuk bayi-bayi:
1. Ujung ibu jari kaki.
2. Tumit.
Perhatikan:
Sebelum penusukan dimulai keadaan setempat perlu diperhatikan dengan seksama, merupakan kontra indikasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya bekas-bekas luka.
2. Adanya keradangan.
3. Adanya dermatitis ataupun oedema.

Rabu, 27 Juni 2012


Ciri-ciri fungi (jamur) meliputi:
Ø  Hidup di tempat-tempat yang lembab, agak asam dan pada bahan makanan.
Ø  Bersifat parasit dan saprofit pada tumbuhan, hewan maupun manusia.
Ø  Berbentuk benang.
Ø  Bersel satu atau bersel banyak.
Ø  Eukarion dengan dinding sel dari kitin.
Ø  Tidak berklorofil.
Jamur bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan kuncup pada jamur uniseluler, fragmentasi miselium dan pembentukan spora aseksual pada jamur multiseluler. Sedangkan secara seksual jamur bereproduksi dengan pembentukan spora seksual.
Berdasarkan struktur tubuhnya, jamur digolongkan menjadi empat divisi.
a.       Ascomycota, sebagian besar multiseluler dan memiliki hifa bersekat.
b.      Zigomycota, memiliki dinding sel mengandung kitindengan hifa tak bersekat/ hifa soenositik dan miseliumnya bercabang banyak.
c.       Basidiomycota, bersifat mikroskopis dengan tubuh yang besar. Hifa bersekat dengan sambungan apit (clamp connection), tubuh multiseluler dan miseliumnya memasuki ujung atau seluruh substrat.
d.      Deuteromycota, memiliki hifa bersekat dengan dinding sel terbuat dari kitin.
Ada tiga tife hifa pada jamur yaitu:
1.      Hifa aseptat/ hifa soenositik,  hifa yang tidak memiliki sekat.
2.      Hifa septat uninukleus,  hifa dengan sel yang berinti tunggal.
3.      Hifa septat multinukleus,  hifa dengan sel berinti banyak.
Peranan jamur bagi kehidupan ada yang menguntungkan, misalnya Auricularia polytricha dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Sedangkan yang merugikan misalnya Epidermophyton, penyebab penyakit kurap.

Jumat, 22 Juni 2012

VIRUS TANAMAN
Virus tanaman lebih dahulu ditemukan daripada virus-virus yang lain. Sarjana yang pertama kali mempublikasikan hasil penelitiannya mengenal penyakit bercak-bercak kuning (mosaik) pada daun tembakau adalah Adolf Mayer di Nederland pada tahun 1885. Kebanyakan virus terbatas untuk jenis inang tertentu. Beberapa menginfeksi bakteri, dan dikenal sebagai bakteriofag, sedangkan yang lain diketahui menginfeksi ganggang, protozoa, jamur (mycoviruses), invertebrata, vertebrata atau tumbuhan vaskular. Namun, beberapa virus yang menular antar tanaman inang melalui serangga (vektor) dan dapat mereplikasi dalam kedua inang dan vektornya.
Virus menyebabkan banyak penyakit pada tanaman dan bertanggung jawab atas kerugian besar dalam produksi tanaman dan kualitas di semua bagian dunia. Tanaman yang terinfeksi dapat menunjukkan berbagai gejala tergantung pada penyakitnya, tetapi sering ada daun menguning (baik dari keseluruhan daun atau dalam pola garis-garis atau bercak), distorsi daun (misalnya daun keriting) dan / atau distorsi pertumbuhan lainnya (misalnya pengerdilan seluruh tanaman, kelainan pada pembentukan bunga atau buah). Infeksi tidak selalu menimbulkan gejala yang terlihat (seperti yang ditunjukkan oleh Carnation laten virus).

Bagaimana virus tanaman menular?
Beberapa virus hewan dan manusia dapat menyebar melalui aerosol. Virus memiliki “mesin” untuk memasuki sel-sel hewan secara langsung berfusi dengan membran sel (misalnya pada lapisan hidung atau usus). Sebaliknya, sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel yang kuat dan virus tidak bisa menembus mereka tanpa bantuan. Kebanyakan virus tanaman karenanya ditularkan oleh organisme vektor yang memakan tanaman atau (dalam beberapa penyakit) melalui luka yang dibuat, misalnya, selama kegiatan budidaya tanaman (misalnya pemangkasan). Sejumlah kecil virus dapat ditularkan melalui serbuk sari ke biji (misalnya virus mosaik Barley stripe, genus Hordeivirus), sedangkan banyak yang menyebabkan akumulasi infeksi sistemik dalam tanaman yang diperbanyak secara vegetatif. Vektor-vektor utama virus tanaman adalah:
Serangga. merupakan kelompok vektor terbesar dan vektor paling signifikan meliputi:
-        Aphid: menularkan virus dari genera yang berbeda, termasuk Potyvirus, Cucumovirus dan Luteovirus. Aphid hijau persik (Myzus persicae) merupakan vektor untuk banyak virus tanaman, termasuk virus Kentang.
-        Whiteflies: menularkan virus dari beberapa genera tapi khususnya di genus Begomovirus. Bemisia tabaci, vektor untuk banyak virus termasuk virus daun kuning keriting pada tomat dan infeksi virus kuning pada selada.
-        Hopper: menularkan virus dari beberapa genera, termasuk juga famili Rhabdoviridae dan Reoviridae. Misalnya, Micrutalis malleifera, vektor treehopper pada Tomato pseudo-curly top virus.
-        Thrips: menularkan virus pada genus Tospovirus. Misalnya Frankinella occidentalis, thrips bunga barat merupakan vektor utama dari Tomato spotted wilt virus.
-        Kumbang: menularkan virus dari beberapa genera, termasuk Comovirus dan Sobemovirus.
Nematoda: ini adalah parasit memakan akar, beberapa di antaranya menularkan virus pada genera Nepovirus dan Tobravirus. Misalnya Paratrichodorus pachydermus, vektor Tobacco rattle virus.
Plasmodiophorids: merupakan obligat parasit yang menginfeksi akar secara tradisional, dianggap sebagai jamur tapi sekarang dikenal dengan protista. Mereka menularkan virus dalam genera Benyvirus, Bymovirus, Furovirus, Pecluvirus dan Pomovirus. Misalnya Polymyxa graminis, vektor virus beberapa sereal termasuk Barley yellow mosaic virus, tumbuh dalam sel akar jelai.
Tungau: menularkan virus di genera Rymovirus dan Tritimovirus. Misalnya Aceria tosichella, vektor Wheat streak mosaic virus.

Jumat, 01 Juni 2012

eliminative behavior

PERILAKU ELIMINATIF PADA
BEBERAPA HEWAN







OLEH :
Nama : Lilis Puspita Sari
NPM : 0907


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2012


KATA PENGANTAR


“Om Swastiastu”
            Atas asung kerta waranugraha Ida Sang HyangWidi Wasa, Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya saya dapat menyusun makalah  yang berjudul “perilaku eliminatif pada beberapa hewan” .
            Saya menyusun makalah ini untuk menyelesaikan tugas ujian susulan pada mata kuliah belajar dan pembelajaran. Melalui makalah ini saya berharap agar dapat memberi sedikit informasi kepada pembaca mengenai eliminative behavior hewan.
            Saya menyadari kekurangan yang terkandung dalam makalah ini masih banyak, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat saya perlukan demi penyempurnaan makalah saya berikutnya.
            “Om Santih, Santih, Santih Om”.


Bangli,24 desember 2011







BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi dengan lingkungannya sejak pertama kali mereka dilahirkan. Untuk tetap eksis setiap makhluk hidup harus mampu melakukan adaptasi, baik pada tingkatan populasi maupun komunitas pada suatu biosfer. Apabila kita melakukan eksplorasi terhadap beberapa macam interaksi makhluk hidup, banyak contoh telah di kemukakan para peniliti pada bidang perilaku hewan. Suatu spesies hewan mampu berinteraksi dengan lingkungan, hewan tersebut dapat berkomunikasi, bergerak, berinteraksi secara social dan mencari makanan. Kajian perilaku hewan merupakan salah satu aspek biologi yang telah lama di teliti, bahkan dapat dikatakan sebagai kajian yang paling tua.
 Dalam ilmu yang mempelajari perilaku, banyak peneliti menggunakan hewan percobaan dibandingkan tumbuhan.  Kajian perilaku dari hewan dapat dijadikan suatu “kunci” untuk memahami evolusi dan fungsi ekologi dari hewan tersebut. Robinowitz (1980) yang mempelajari perilaku macan tutul jaguar. Setelah memonitor beberapa iindividu menggunakan radio transmitter, disimpulkan bahwa jaguar merupakan hewan soliter, dan hanya melakukan kontak dengan sesamanya hanya saat musim kawin. Walaupun demikian, jaguar jantan turut berperan dalam memelihara anaknya. Selain itu, terdapat pula beberapa penemuan mengennai perilaku kawin, menvari makan, ddan berbagai aspek evolusi serta peran ekologi jaguar tersebut. Kajian perilaku hewan pada dasarnya mempelajari bagaiman hewan-hewan berperilaku di lingkungannya dan setelah para ahli melakukan interpretasi, diketahui bahwa perilaku merupakan hasil dari suatu penyebab atau suatu “proximate cause”.
Dalam makalah yang diangkat adalah mengenai tingkah laku eliminatif (eliminative behavior) pada hewan. Tingkah laku ini meliputi cara kencing dan buang kotoran yang berbeda-beda antara spesies dan jenis kelamin pada hewan. Dapat juga menandai daerah kekuasaan dan bagian dari komunikasi antara temannya.


1.2  Rumusan Masalah
Adapun masalah yang timbul dan ingin dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana tingkah laku eliminatif pada hewan?
1.2.2 Bagaimana tingkah laku eliminatif pada hewan?

1.3 Tujuan Penulisan
 Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan, begitu juga halnya dengan kegiatan penelitian yang harus mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh setiap peneliti sebagai ukuran keberhasilan suatu penelitian. Dalam penelitian ini tujuan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui tingkah laku eliminative pada hewan.
1.3.2 Untuk mengetahui tingkah laku eliminative pada hewan.
1.4 Manfaat Penelitian
Setiap usaha penelitian yang dilaksanakan oleh seseorang pasti ingin mencapai hasil yang diinginkan. Adapun manfaat penelitian ini dapat dibedakan atas dua bagian yaitu:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya mahasiswa prodi.Biologi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini dapat didorong dan memberikan motivasi kepada peneliti lain untuk mengadakan penelitian selanjutnya.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi & Morfologi
2.1.1 Klasifikasi & Morfologi Anjing
Kingdom           : Animalia
         Phylum               : Chordata Phylum 
Class                  : Mamalia
Family                : Canidae
Ordo                  : Carnivora
Genus                : Canis
Species               : C. Lupus
Morfologi Anjing
Anjing adalah mamalia yang telah mengalami domestikasi dari serigala sejak 15.000 tahun yang lalu atau mungkin sudah sejak 100.000 tahun yang lalu berdasarkan bukti genetik berupa penemuan fosil dan tes DNA. Penelitian lain mengungkap sejarah domestikasi anjing yang belum begitu lama. Anjing telah berkembang menjadi ratusan ras dengan berbagai macam variasi, mulai dari anjing tinggi badan beberapa puluh cm seperti Chihuahua hingga Irish Wolfhound yang tingginya lebih dari satu meter. Warna rambut anjing bisa beraneka ragam, mulai dari putih sampai hitam, juga merah, abu-abu (sering disebut "biru"), dan coklat. Selain itu, anjing memiliki berbagai jenis rambut, mulai dari yang sangat pendek hingga yang panjangnya bisa mencapai beberapa sentimeter. Rambut anjing bisa lurus atau keriting, dan bertekstur kasar hingga lembut seperti benang wol.

2.1.2 Klasifikasi & Morfologi Kucing
Kerajaan       : Animalia
Filum            : Chordata
Kelas             : Mamalia
Ordo             : Karnivora
Famili           : Felidae
Genus           : Felis
Spesies         : F.Silvestris
Upaspesies  : Catus (kucing)
Morfologi Kucing
Kucing, Felis silvestris catus, adalah sejenis karnivora. Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa, harimau, dan macan. Kucing peliharaan atau kucing rumah adalah salah satu predator terhebat di dunia. Kucing ini dapat membunuh atau memakan beberapa ribu spesies. Kucing dianggap sebagai "karnivora yang sempurna" dengan gigi dan saluran pencernaan yang khusus. Kucing memiliki banyak warna dan macam pola. Ciri fisik ini tidak bergantung pada rasnya.
2.1.3 Klasifikasi & Morfologi Landak
   Kingdom         : Animalia
   Phylum           : Chordata
   Class               : Mammalia
   Order              : Erinaceomorpha
   Family             : Erinaceidae
   Subfamily       : Erinaceinae
  Genera             : Atelerix, Erinaceus, Hemiechinus, Mesechinus, Paraechinus
Morfologi Landak
Landak secara umum adalah herbivora, dan menyukai daun, batang, khususnya bagian kulit kayu. Karena hal inilah banyak landak dianggap sebagai hama tanaman pertanian. Meskipun demikian, orang juga menjadikan landak sebagai salah satu bahan pangan.

2.1.4 Klasifikasi & Morfologi Jerapah
Kingdom           : Animalia
Filum                 : Chordata
Kelas                  : Mammalia
Ordo                  : Artiodactyla
Famili                 : Giraffidae
Genus                 : Giraffa
Spesies               : G. Camelopardalis  
Morfologi Jerapah
Jerapah (Giraffa camelopardalis) atau zarafah adalah mamalia berkuku genap endemik Afrika dan merupakan spesies hewan tertinggi yang hidup di darat. Jerapah jantan dapat mencapai tinggi 4,8 sampai 5,5 meter dan memiliki berat yang dapat mencapai 1.360 kilogram. Jerapah betina biasanya sedikit lebih pendek dan lebih ringan. Jerapah berkerabat dengan rusa dan sapi tetapi dari suku yang berbeda, yaitu Giraffidae, yang mencakup jerapah sendiri dan kerabat terdekatnya, okapi. Habitat aslinya melingkupi area dari Chad sampai dengan Afrika Selatan. Nama spesiesnya camelopardalis diambil dari nama dalam latin, karena dianggap sebagai bastar unta (camel) dan macan tutul (leopard). Nama camelopardalis dipakai oleh Plinius senior dalam ensiklopedia yang ditulisnya. Nama ini juga dipakai sebagai nama salah satu rasi bintang.







BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data & Informasi 
Data didapat melalui metode pengumpulan data-data dan informasi yang berbentuk buku-buku, jurnal, ataupun blog di internet dan hasil-hasil penelitian yang mana dengan data-data dan informasi yang telah dikumpulkan nantinya ditemukan sebuah permasalahan. Berdasarkan pemasalahan yang telah ditemukan maka akan  menciptakan alternatif pemecahan masalah dan pemecahan masalah yang digunakan dalam metode penulisan ini adalah dengan metode telaah pustaka.

3.2 Pengambilan Simpulan
Kesimpulan diambil setelah membaca semua isi dari penjelasan tinjauan pustaka dan pembahasan.
3.3 Perumusan Saran dan Rekomendasi
Saran dan rekomendasi dirumuskan dengan merujuk pada kesimpulan yang dibuat berdasarkan analisis data dan informasi.



BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil
3.1.1 Tingkah Laku Eliminatif
Eliminatif behavior ( tingkah laku eliminatif) merupakan tingkah laku hewan yang meliputi cara kencing dan buang kotoran yang berbeda-beda antara spesies dan jenis kelamin pada hewan. Dapat juga menandai daerah kekuasaan dan bagian dari komunikasi antara temannya. Setiap hewan memiliki cara tersendiri dalam mengeluarkan zat sisa dalam tubuhnya, yang juga merupakan sabuah tanda dari hewan itu sendiri.
4.1.2 Anjing
Anjing sangat bervariasi dalam ukuran, penampilan dan tingkah laku dibandingkan dengan hewan peliharaan yang lain. Sebagian besar anjing masih mempunyai ciri-ciri fisik yang diturunkan dari serigala. Anjing adalah hewan pemangsa dan hewan pemakan bangkai, memiliki gigi tajam dan rahang yang kuat untuk menyerang, menggigit, dan mencabik-cabik makanan. Ciri-ciri khas dari moyang serigala masih bertahan pada anjing, walaupun penangkaran secara selektif telah berhasil mengubah bentuk fisik berbagai jenis anjing ras.
Anjing memiliki otot yang kuat, tulang pergelangan kaki yang bersatu, sistem kardiovaskuler yang mendukung ketahanan fisik serta kecepatan berlari, dan gigi untuk menangkap dan mencabik mangsa. Bila dibandingkan dengan struktur tulang kaki manusia, secara teknis anjing berjalan berjingkat dengan jari-jari kaki.

4.1.3 Kucing
Kucing, Felis silvestris catus, adalah sejenis karnivora. Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa, harimau, dan macan. Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari kerangka kucing di Pulau Siprus. Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang menyimpan hasil panen.
Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni (pure breed), seperti persia, siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.

4.1.4 Landak
Landak yang biasa dikenal orang adalah Hystrix, namun secara umum landak juga dipakai untuk menyebut anggota dari suku/famili Erethizontidae (landak Dunia Baru, marga: Coendou, Sphiggurus, Erethizon, Echinoprocta, dan Chaetomys) dan Hystricidae (landak Dunia Lama, marga: Atherurus, Hystrix, dan Trichys).Landak secara umum adalah herbivora, dan menyukai daun, batang, khususnya bagian kulit kayu.