PERILAKU
ELIMINATIF PADA
BEBERAPA
HEWAN
OLEH :
Nama :
Lilis Puspita Sari
NPM :
0907
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2012
KATA PENGANTAR
“Om
Swastiastu”
Atas
asung kerta waranugraha Ida Sang HyangWidi Wasa, Tuhan yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya saya dapat menyusun makalah
yang berjudul “perilaku
eliminatif pada beberapa hewan” .
Saya menyusun makalah ini untuk
menyelesaikan tugas ujian susulan pada mata kuliah belajar dan pembelajaran.
Melalui makalah ini saya berharap agar dapat memberi sedikit informasi kepada
pembaca mengenai eliminative behavior hewan.
Saya menyadari kekurangan yang
terkandung dalam makalah ini masih banyak, untuk itu kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca sangat saya perlukan demi penyempurnaan makalah saya
berikutnya.
“Om Santih, Santih, Santih Om”.
Bangli,24
desember 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi dengan
lingkungannya sejak pertama kali mereka dilahirkan. Untuk tetap eksis setiap
makhluk hidup harus mampu melakukan adaptasi, baik pada tingkatan populasi
maupun komunitas pada suatu biosfer. Apabila kita melakukan eksplorasi terhadap
beberapa macam interaksi makhluk hidup, banyak contoh telah di kemukakan para
peniliti pada bidang perilaku hewan. Suatu spesies hewan mampu berinteraksi
dengan lingkungan, hewan tersebut dapat berkomunikasi, bergerak, berinteraksi
secara social dan mencari makanan. Kajian perilaku hewan merupakan salah satu
aspek biologi yang telah lama di teliti, bahkan dapat dikatakan sebagai kajian
yang paling tua.
Dalam ilmu yang
mempelajari perilaku, banyak peneliti menggunakan hewan percobaan dibandingkan
tumbuhan. Kajian perilaku dari hewan
dapat dijadikan suatu “kunci” untuk memahami evolusi dan fungsi ekologi dari
hewan tersebut. Robinowitz (1980) yang mempelajari perilaku macan tutul jaguar.
Setelah memonitor beberapa iindividu menggunakan radio transmitter, disimpulkan
bahwa jaguar merupakan hewan soliter, dan hanya melakukan kontak dengan
sesamanya hanya saat musim kawin. Walaupun demikian, jaguar jantan turut
berperan dalam memelihara anaknya. Selain itu, terdapat pula beberapa penemuan
mengennai perilaku kawin, menvari makan, ddan berbagai aspek evolusi serta
peran ekologi jaguar tersebut. Kajian perilaku hewan pada dasarnya mempelajari
bagaiman hewan-hewan berperilaku di lingkungannya dan setelah para ahli
melakukan interpretasi, diketahui bahwa perilaku merupakan hasil dari suatu
penyebab atau suatu “proximate cause”.
Dalam makalah yang diangkat adalah mengenai tingkah laku
eliminatif (eliminative behavior) pada hewan. Tingkah laku ini meliputi cara
kencing dan buang kotoran yang berbeda-beda antara spesies dan jenis kelamin
pada hewan. Dapat juga menandai daerah kekuasaan dan bagian dari komunikasi
antara temannya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
masalah yang timbul dan ingin dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana
tingkah laku eliminatif pada hewan?
1.2.2 Bagaimana
tingkah laku eliminatif pada hewan?
1.3
Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan
masalah yang dikemukakan, begitu juga halnya dengan kegiatan penelitian yang
harus mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh setiap peneliti sebagai ukuran
keberhasilan suatu penelitian. Dalam penelitian ini tujuan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.3.1 Untuk
mengetahui tingkah laku eliminative pada hewan.
1.3.2 Untuk
mengetahui tingkah laku eliminative pada hewan.
1.4
Manfaat Penelitian
Setiap usaha
penelitian yang dilaksanakan oleh seseorang pasti ingin mencapai hasil yang
diinginkan. Adapun manfaat penelitian ini dapat dibedakan atas dua bagian
yaitu:
1.4.1 Manfaat
Teoritis
Dari hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi masyarakat
khususnya mahasiswa prodi.Biologi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini
dapat didorong dan memberikan motivasi kepada peneliti lain untuk mengadakan
penelitian selanjutnya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Klasifikasi & Morfologi
2.1.1 Klasifikasi & Morfologi Anjing
Kingdom : Animalia
Phylum :
Chordata Phylum
Class : Mamalia
Family : Canidae
Ordo : Carnivora
Genus : Canis
Species : C. Lupus
Morfologi Anjing
Anjing adalah mamalia
yang telah mengalami domestikasi dari serigala
sejak 15.000 tahun yang lalu atau mungkin sudah sejak 100.000 tahun yang lalu
berdasarkan bukti genetik berupa penemuan fosil
dan tes
DNA.
Penelitian lain mengungkap sejarah domestikasi anjing yang belum begitu lama.
Anjing telah berkembang menjadi ratusan ras
dengan berbagai macam variasi, mulai dari anjing tinggi badan beberapa puluh cm
seperti Chihuahua
hingga Irish Wolfhound
yang tingginya lebih dari satu meter. Warna rambut
anjing bisa beraneka ragam, mulai dari putih
sampai hitam,
juga merah,
abu-abu
(sering disebut "biru"), dan coklat.
Selain itu, anjing memiliki berbagai jenis rambut, mulai dari yang sangat
pendek hingga yang panjangnya bisa mencapai beberapa sentimeter. Rambut anjing
bisa lurus atau keriting, dan bertekstur kasar hingga lembut seperti benang wol.
2.1.2 Klasifikasi & Morfologi
Kucing
Kerajaan : Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mamalia
Ordo :
Karnivora
Famili :
Felidae
Genus : Felis
Spesies : F.Silvestris
Upaspesies : Catus (kucing)
Morfologi
Kucing
Kucing, Felis silvestris catus, adalah sejenis karnivora.
Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah
dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa, harimau, dan macan. Kucing
peliharaan atau kucing rumah adalah salah satu predator
terhebat di dunia. Kucing ini dapat membunuh atau memakan beberapa ribu spesies.
Kucing dianggap sebagai "karnivora yang sempurna" dengan gigi dan
saluran pencernaan yang khusus. Kucing
memiliki banyak warna dan macam pola. Ciri fisik ini tidak bergantung pada
rasnya.
2.1.3 Klasifikasi &
Morfologi Landak
Kingdom :
Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Erinaceomorpha
Family : Erinaceidae
Subfamily : Erinaceinae
Genera : Atelerix, Erinaceus, Hemiechinus, Mesechinus, Paraechinus
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Erinaceomorpha
Family : Erinaceidae
Subfamily : Erinaceinae
Genera : Atelerix, Erinaceus, Hemiechinus, Mesechinus, Paraechinus
Morfologi Landak
Landak secara
umum adalah herbivora, dan menyukai daun, batang, khususnya bagian kulit kayu.
Karena hal inilah banyak landak dianggap sebagai hama tanaman pertanian.
Meskipun demikian, orang juga menjadikan landak sebagai salah satu bahan pangan.
2.1.4 Klasifikasi & Morfologi Jerapah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Giraffidae
Genus
: Giraffa
Spesies : G. Camelopardalis
Morfologi Jerapah
Jerapah (Giraffa camelopardalis)
atau zarafah adalah mamalia
berkuku genap
endemik
Afrika
dan merupakan spesies
hewan tertinggi yang hidup di darat. Jerapah jantan dapat mencapai tinggi 4,8
sampai 5,5 meter dan memiliki berat yang dapat mencapai 1.360 kilogram. Jerapah
betina biasanya sedikit lebih pendek dan lebih ringan. Jerapah berkerabat
dengan rusa
dan sapi
tetapi dari suku
yang berbeda, yaitu Giraffidae, yang mencakup jerapah
sendiri dan kerabat terdekatnya, okapi.
Habitat aslinya melingkupi area dari Chad
sampai dengan Afrika Selatan.
Nama spesiesnya camelopardalis diambil dari nama dalam latin,
karena dianggap sebagai bastar
unta
(camel) dan macan tutul (leopard). Nama
camelopardalis dipakai oleh Plinius senior
dalam ensiklopedia yang ditulisnya. Nama ini juga dipakai sebagai nama salah
satu rasi bintang.
BAB
III
METODE
PENULISAN
3.1
Teknik Pengumpulan Data & Informasi
Data didapat melalui metode pengumpulan data-data dan
informasi yang berbentuk buku-buku, jurnal, ataupun blog di internet dan
hasil-hasil penelitian yang mana dengan data-data dan informasi yang telah
dikumpulkan nantinya ditemukan sebuah permasalahan. Berdasarkan pemasalahan
yang telah ditemukan maka akan menciptakan alternatif pemecahan masalah
dan pemecahan masalah yang digunakan dalam metode penulisan ini adalah dengan
metode telaah pustaka.
3.2 Pengambilan
Simpulan
Kesimpulan diambil
setelah membaca semua isi dari penjelasan tinjauan pustaka dan pembahasan.
3.3 Perumusan Saran dan Rekomendasi
Saran dan
rekomendasi dirumuskan dengan merujuk pada kesimpulan yang dibuat berdasarkan
analisis data dan informasi.
BAB
IV
HASIL
& PEMBAHASAN
4.1
Hasil
3.1.1
Tingkah Laku Eliminatif
Eliminatif behavior (
tingkah laku eliminatif) merupakan tingkah laku hewan yang meliputi cara kencing dan buang kotoran yang
berbeda-beda antara spesies dan jenis kelamin pada hewan. Dapat juga menandai
daerah kekuasaan dan bagian dari komunikasi antara temannya. Setiap hewan
memiliki cara tersendiri dalam mengeluarkan zat sisa dalam tubuhnya, yang juga
merupakan sabuah tanda dari hewan itu sendiri.
4.1.2 Anjing
Anjing sangat bervariasi dalam ukuran, penampilan dan
tingkah laku dibandingkan dengan hewan peliharaan yang lain. Sebagian besar
anjing masih mempunyai ciri-ciri fisik yang diturunkan dari serigala. Anjing
adalah hewan
pemangsa dan hewan
pemakan bangkai,
memiliki gigi tajam dan rahang yang kuat untuk menyerang, menggigit, dan
mencabik-cabik makanan. Ciri-ciri khas dari moyang serigala masih bertahan pada
anjing, walaupun penangkaran secara selektif telah berhasil mengubah bentuk
fisik berbagai jenis anjing ras.
Anjing memiliki otot yang kuat, tulang pergelangan kaki yang
bersatu, sistem kardiovaskuler yang mendukung ketahanan fisik
serta kecepatan berlari, dan gigi untuk menangkap dan mencabik mangsa. Bila dibandingkan
dengan struktur tulang kaki manusia, secara teknis anjing berjalan berjingkat
dengan jari-jari kaki.
4.1.3 Kucing
Kucing,
Felis silvestris catus, adalah sejenis karnivora.
Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah
dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa,
harimau,
dan macan.
Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia
paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari kerangka kucing di Pulau Siprus.
Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah
menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus
atau hewan pengerat
lain dari lumbung
yang menyimpan hasil panen.
Saat ini, kucing adalah
salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya
tercatat secara resmi sebagai kucing trah
atau galur murni (pure breed), seperti persia, siam, manx, sphinx.
Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi.
Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah
kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.
4.1.4 Landak
Landak yang biasa
dikenal orang adalah Hystrix, namun secara umum landak juga dipakai
untuk menyebut anggota dari suku/famili Erethizontidae
(landak Dunia Baru, marga: Coendou,
Sphiggurus,
Erethizon,
Echinoprocta,
dan Chaetomys)
dan Hystricidae
(landak Dunia Lama, marga: Atherurus,
Hystrix,
dan Trichys).Landak
secara umum adalah herbivora, dan menyukai daun, batang, khususnya bagian kulit
kayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar